sepakbola

Monday, June 11, 2018


akarta, CNN Indonesia -- Pep Guardiola mendukung Lionel Messi untuk membawa timnas Argentina meraih juara Piala Dunia 2018.

Manajer Manchester City itu mengatakan Messi dan sejumlah pemain timnas Argentina lainnya memiliki kualitas untuk bisa merebut trofi globe emas tersebut ke negaranya.

"Saya sangat ingin melihat Messi memenangkan titel Piala Dunia. Saya berharap timnas yang juara nanti yang diperkuat para pemain yang saya sukai," terang Guardiola seperti dikutip Sportman.


"Antara [para pemain] Inggris, Jerman, Argentina, dan Spanyol, tentu saja saya yang menang Piala Dunia," ujar Guardiola berguyon.

Maksud dari guyonan Guardiola itu adalah di tim-tim yang ia sebut terdapat para pemain Man City besutan pelatih berkepala plontos itu yang membela timnas masing-masing.


Di timnas Inggris terdapat nama Raheem Sterling, Kyle Walker, dan John Stones. Di skuat Jerman juga ada gelandang Man City, Ilkay Guendogan. Sedangkan di Argentina terdapat Sergio Aguero dan Nicolas Otamendi, serta Messi yang pernah dibesarkannya saat Guardiola masih di Barcelona.

Terakhir di timnas Spanyol juga diperkuat pemain The Citizens seperti David Silva. Ia pun yakin empat negara itu yang difavoritkan sebagai juara Piala Dunia 2018.

Guardiola sebelumnya mengungkapkan kepribadian Messi di dalam dan luar lapangan yang membuatnya cukup terkesan.

"Messi unik. Dia tidak akan mengeluh saat di luar lapangan, tetapi ketika dia tidak menyukai sesuatu, dia mengatakannya. Di luar lapangan dia begitu pendiam," ujar Guardiola kepada stadiun televisi Spanyol, TV3, dikutip dari Daily Mail.

Dalam kurun 2008 hingga 2012, Guardiola meraih 14 trofi, dua di antaranya gelar Liga Champions. Guardiola juga merasa beruntung bisa bermain dengan Messi yang sudah meraih lima penghargaan pemain terbaik dunia Ballon d'Or bersama Barcelona.

Piala Dunia 2018: Jerman paling jago adu penalti dan enam hal yang perlu Anda ketahui

Apakah para pemain Jerman memang paling jago dalam urusan tendangan penalti? Seberapa penting posisi tuan rumah untuk memenangi kejuaraan ini? Dan negara mana yang tak pernah absen sejak Piala Dunia digelar di Uruguay pada tahun 1930?
Piala Dunia 2018 di Rusia akan digelar mulai 14 Juni hingga 15 Juli 2018 dan BBC akan menjelaskan tujuh hal penting kejuaraan bergengsi itu yang perlu Anda ketahui:

1. Siapa yang paling sering meraih Piala Dunia?

Brasil berada di puncak, dengan lima kali memenangi tropi Piala Dunia. Terakhir mereka meraihnya pada Piala Dunia 2002 yang digelar di Jepang dan Korea Selatan.
brasil 2002Hak atas fotoAFP/ODD ANDERSEN
Image captionBrasil terakhir meraih gelar juara dunia di Piala Dunia 2002 yang digelar di Jepang dan Korea Selatan.
Dimotori legendanya, Pele, Brasil kali pertama meraih juara di Piala Dunia 1958 dan disusul di Piala Dunia 1962 yang digelar di Cile. Delapan tahun kemudian, Pele dkk mengulanginya di Meksiko 1970.
Saat digelar di AS pada 1994, Brasil melalui adu penalti kembali menjadi juara dunia setelah mengalahkan Italia.
Brasil 1994Hak atas fotoAFP/DANIEL GARCIA
Image captionDi Piala Dunia 1994 yang digelar di AS, Brasil kembali menggondol piala dunia setelah mengalahkan Italia melalui adu penalti. Para pemain Brasil menyerbu kiper Taffarel yang menjadi pahlawan.
Namun ambisi mereka meraih gelar keenam, dengan menjadi tuan rumah kejuaraan itu pada tahun 2014, gagal total setelah dipecundangi Jerman 1-7 di semi final.
Kekalahan menyesakkan itu, yang ditangisi oleh rakyat Brasil, tidak terlepas dari faktor absennya sang bintang, Neymar, akibat cedera.
Brazil have won the World Cup five times, with Italy and Germany close behind on four
Tidak ada negara di luar benua Eropa atau Amerika Selatan yang berhasil memenangi kejuaraan yang digelar setiap empat tahun sekali ini.
Dan keberhasilan Jerman, Spanyol dan Italia dalam tiga final terakhir Piala Dunia, membuat benua Eropa memimpin dengan 11 kemenangan, sementara negara-negara Amerika Selatan sembilan kali menjadi juara dunia.

2. Siapa pencetak gol terbanyak?

Mesin gol timnas Jerman, Miroslav Klose, berada di urutan pertama sebagai pencetak gol terbanyak dengan 16 gol di empat ajang Piala Dunia yaitu 2002, 2006, 2010 dan 2014.
Dia gantung sepatu pada tahun 2016, tetapi akan tetap berpartisipasi di Piala Dunia Rusia sebagai anggota staf timnas Jerman.
KloseHak atas fotoALEX LIVESEY/FIFA
Image captionMiroslav Klose bersama dua putranya setelah berhasil mengantar timnas Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014.
Legenda Brasil, Ronaldo berada di urutan kedua dengan 15 gol, delapan gol di antaranya dia sumbangkan saat Brasil memenangi Piala Dunia 2002 di Korsel dan Jepang.
Miroslav Klose is the top scorer in World Cup history with 16 goals, ahead of the likes of Pele, Gerd Muller and Gary Lineker
Adapun pemain Prancis, Just Fontaine memegang rekor untuk gol terbanyak yang dicetaknya dalam satu turnamen. Dia mencetak 13 gol dalam enam pertandingan di Piala Dunia 1958.

3. Siapakah yang berpeluang mencetak gol terbanyak saat ini?

Dari sekian pemain yang telah mencetak 10 atau lebih gol di ajang Piala Dunia, hanya pemain Jerman Thomas Muller yang akan tampil sebagai pemain di Piala Dunia Rusia.
Untuk berada di daftar pencetak gol terbanyak dan menyamai rekor rekannya, Miroslav Klose, Muller harus mengalahkan rekor sebelumnya yaitu lima gol dalam satu turnamen.
Thomas MullerHak atas fotoBONGARTS
Image captionAkankah Thomas Muller bakal memecahkan rekor Miroslav Klose?
Ujung tombak timnas Kolombia, James Rodriguez, meraih tropi Golden Boot sebagai pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 2014 lalu, dan berpeluang mengulanginya dalam kejuaraan di Rusia ini.
Thomas Muller leads the list of World Cup scorers that are still playing, ahead of the likes of Messi, Suarez and Cristiano Ronaldo, whose record equals that of Mexican defender Rafael Marquez
Dan Rafael Marquez, satu-satunya pemain belakang dalam daftar itu, akan tampil bersama timnas Meksiko dalam Piala Dunia 2018 dengan rekor yang sama seperti yang dilakukan bintang Portugal, Cristiano Ronaldo.

4. Tendangan ke arah gawang jauh menurun

Piala Dunia 2014 adalah rekor terendah dalam hal tembakan ke arah gawang per laga semenjak Piala Dunia 1966, demikian menurut Opta, perusahan asal Inggris dengan spesial memasok data terkait olah raga.
final piala dunia 1966Hak atas fotoHULTON ARCHIVE
Image captionLaga final Piala Dunia 1966 antara Jerman melawan tuan rumah Inggris diwarnai banyaknya tendangan dari luar kotak penalti.
Meskipun demikian, setiap pertandingan di Piala Dunia 2014 yang, rata-rata terjadi 2,7 gol, adalah yang tertinggi sejak Piala Dunia 1982 di Spanyol.
Dan agaknya ada penurunan dalam jumlah tembakan dari jarak jauh. Contoh yang baik adalah membandingkan ajang final Piala Dunia 2014, antara Jerman melawan Argentina dengan laga Inggris-Jerman Barat di Piala Dunia 1966, seperti dilansir Opta.
In the 1966 World Cup final there were 77 shots, nearly four times more than in the 2014 final when there were just 20
Di final Piala Dunia 1966, tembakan dari luar kotak lebih banyak dua kali dibanding tendangan dari dalam kotak penalti.
Bandungkan dengan partai final Jerman-Argentina di Piala Dunia 2014 yang menghasilkan 20 kali tendangan ke arah gawang yang sebagian besar diambil dari dalam area penalti.

5. Pemain yang merumput di Liga Primer Inggris lebih mendominasi

Sejak meraih gelar juara dunia di Piala Dunia 1966, Inggris dalam perjalanannya hanya sekali berhasil melewati babak perempat final yaitu di Piala Dunia 1990.
Tapi kenyataan ini tidak menghentikan pasokan pemain dari negara-negara lain yang selama ini bermain membela klub-klub di Liga Primer Inggris.
Bahkan pemain-pemain top seperti Leroy Sane, Marcos Alonso dan David Luiz dicoret dari timnasnya yang berlaga di Rusia, Liga Primer masih memasok lebih banyak pemain ketimbang liga profesional negara-negara lainnya.
England is the only country at the World Cup where all of the team play club football in the same country
Ada 130 pemain di Piala Dunia 2018 yang terdaftar di klub-klub dari tiga liga papan atas Inggris. Coba bandingkan dengan Liga Spanyol yang menyumbangkan 81 orang pemain dan Liga Jerman yang memasok 67 pemain.
Uruguay, Panama, Arab Saudi dan Rusia adalah negara-negara belum memanggil pemain yang merumput di Liga Inggris.
Inggris juga merupakan satu-satunya negara di mana 23 pemainnya bermain di liga yang sama. Adapun Swedia dan Senegal berada di ujung spektrum yang lain - mereka tidak diperkuat pemain dari liga lokal mereka masing-masing.

6. Apa keuntungan bagi tim tuan rumah?

Tidak seorang pun di Brasil yang mampu melupakan kekalahan pahit saat dua kali menjadi tuan rumah dan gagal total.
final piala dunia 1950Hak atas fotoAFP
Image captionSaat menjadi tuan rumah, Brasil kehilangan gelar di Piala Dunia 1950 saat ditaklukkan Uruguay di partai puncak.
Saat menjadi tuan rumah, mereka kehilangan gelar di Piala Dunia 1950 saat ditaklukkan Uruguay di partai puncak. Dan, terakhir, di Piala Dunia 2014, mereka kalah menyesakkkan dan memalukan 1-7 dari Jerman di semi final.
Namun demikian, sebagian besar negara lain tampil lebih baik ketika menjadi tuan rumah. Rusia berharap dapat mengikuti tren seperti itu, asal saja di penyisihan grup, mereka harus mengungguli Uruguay, Mesir dan Arab Saudi.
Six countries - Uruguay, Italy, England, France, Germany and Argentina - have won the trophy as hosts. Only Brazil and Spain have performed more poorly when they were hosting
Jika mereka berhasil melakukannya, Afrika Selatan akan tetap sebagai satu-satunya negara tuan rumah yang tersingkir di babak pertama yaitu di Piala Dunia 2010.

7. Tendangan adu penalti: Jerman paling jago?

Ajang Piala Dunia rasanya tidak akan lengkap tanpa adanya drama adu penalti.
Hanya seorang pemain Jerman yang gagal menendang dari titik penalti, tapi mereka memenangkan semua empat adu penalti sepanjang sejarah Piala Dunia. Semenjak saat itu mereka mencetak 15 gol berturut-turut dari drama adu penalti sejak Piala Dunia 1982.
Jerbar 1990Hak atas fotoGETTY/SIMON BRUTY
Image captionPemain Jerbar, Andreas Brehme, merangkul kipernya, Bodo Ilgner, setelah berhasil menahan tendangan penalti pemain Inggris di semi final 1990.
Dan tidak mengherankan bagi siapa pun, Inggris adalah tim terburuk dalam sejarah adu penalti Piala Dunia, setelah kalah tiga kali dalam drama itu.
Italia juga kalah dengan cara yang paling kejam, yaitu sebanyak tiga kali, termasuk di partai final Piala Dunia 1994 ketika pemain bintangnya, Roberto Baggio, gagal mengeksekusinya.


Tetapi kemenangan terakhir mereka melalui adu penalti di final Piala Dunia 2006 atas Prancis, justru melalui drama adu penalti.